FINANCE

Meski Pandemi, Kredit Mikro BRI Mampu Tumbuh Hingga 12% Lebih

Hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI sebesar Rp 914,19 triliun.

Sunarso, Dirut BRI

Konstruksi Media – Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan, pihaknya berhasil mempertahankan kinerja positif di tengah kondisi ekonomi nasional yang berjuang untuk pulih.

Dia menyebut, meski ada pencadangan yang cukup, kredit mikro BRI tercatat tumbuh 12,43 persen sehingga secara konsolidasian BRI mencetak laba senilai Rp 6,86 triliun pada akhir Kuartal I 2021.

“Hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI sebesar Rp 914,19 triliun. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,43 persen year on year dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62 persen yoy menjadi Rp 145,06 triliun,” ujar Sunarso dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Baca Juga:  Tabungan Rumah Tapera, Saving Plan Pekerja Mandiri Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Sunarso menjelaskan, secara umum porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60 persen dari seluruh kredit BRI. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, komposisi kredit UMKM BRI tercatat 78,31 persen. Perseroan menargetkan porsi kredit UMKM akan tembus mencapai 85 persen.

Perseroan nyatanya mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan dengan baik. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang tercatat sebesar 3,16 persen pada akhirMaret 2021. Selain itu, BRI juga menyiapkan pencadangan (NPL Coverage) di kisaran 250,60 persen.

“Aset BRI tercatat tumbuh positif sebesar 3,83 persenyoy menjadi Rp 1.411,05 triliun di akhir Kuartal I 2021.Sementaraitu, dari sisi liabilities, BRI mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 1.049,32 triliun atau tumbuh 1,97 persenyoy. Tabungan tercatat tumbuh double digit sebesar 11,50 persen yoy menjadi Rp 443,87triliun di akhir kuartal I 2021. Peningkatan ini mengerek peningkatan dana murah (CASA) BRI, dari sebelumnya sebesar 55,90 persen di akhir Maret 2020 menjadi 58,91 persen di akhir Maret 2021,” jelasnya.

Baca Juga:  Serapan Anggaran Kementerian PUPR Per Mei 2023 Capai 22,7 %

Lebih lanjut dijelaskan Sunarso, dengan fokus pada pencadangan dan sustainabilitykinerja, hingga akhir kuartal I 2021 BRI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 6,86 triliun.

Upaya BRI menjaga sustainability juga tercermin dari rasio LDR dan CAR pada angka ideal. LDR BRI di akhir Maret 2021 tercatat sebesar 87,12 persen, sementara itu CAR BRI di periode yang sama tercatat sebesar 19,74 persen atau meningkat dari periode sama tahun lalu sebesar 18,56 persen.

BRI, kata Sunarso, memandang tantangan utama perbankan bukan mencari likuiditas, namun masih pada penyaluran kredit kepada sektor riil. Dua hal yang paling signifikan dan paling elastis mempengaruhi pertumbuhan kredit yakni konsumsi rumah tangga, dan daya beli masyarakat.

“Kami akan terus mengambil peran menjadi mitra utama pemerintah dalam menyalurkan berbagai bantuan dan stimulus untuk meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat,” katanya.

Baca Juga:  Herry TZ Ungkap Soal Blended Finance untuk Infrastruktur Air

Langkah dan strategi serta kinerja BRI selama pandemi diapresiasi oleh dunia internasional. Majalah ekonomi terkemuka dunia, Forbes, menobatkan BRI sebagai perusahaan publikterbaik di Indonesia. Dari enam perusahaan publik Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, BRI menempati peringkat tertinggi.

Ini menjadikan BRI menempati posisi tertinggi di Indonesia untuk tujuh tahun berturut-turut. Dalam daftar Forbes 2021 Global 2000 World’s Largest Public Companies tersebut BRI menempatiperingkatke 362 diantara 2000 perusahan public terbaik di dunia.

Sunarso menambahkan prestasi ini bukti bahwa perusahaan BUMN mampu mencatatkan prestasi di dunia internasional dan BRI akan terus berkomitmen menjaga sustainability kinerja dengan fokus pada penyelamatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan tetap mampu menciptakan dan men-deliver value kepada seluruh stakeholders perseroan.

“Fokus BRI memang ke mikro, namun memberi dampak makro dalam mengukir prestasi di kancah global, maupun menggerakkan dan memulihkan perekonomian nasional,” pungkasnya. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button