Jembatan

Perkuat Akses Pedesaan, PUPR Bangun Tiga Jembatan Gantung di Jateng

Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menyelesaikan pembangunan tiga buah jembatan gantung di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Pembangunan jembatan gantung ini dilakukan untuk memperkuat aksesibilitas di pedesaan. Ketiga jembatan gantung tersebut tergabung dalam paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Pager Gunung CS.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah Satrio Sugeng Prayitno mengatakan, terdapat tiga buah jembatan gantung yang sedang dibangun Kementerian PUPR.

“Yakni, Jembatan Gantung Pager Gunung di Kabupaten Temanggung sepanjang 60 meter, Jembatan Gantung Karangwotan di Kabupaten Pati sepanjang 60 meter, dan Jembatan Gantung Bongpis di Kabupaten Jepara sepanjang 96 meter,” ujar Satrio Sugeng Prayitno dalam keterangan resmi, Jum’at (23/7/2021).

Baca Juga:  Komitmen Turunkan Emisi GRK 29%, PUPR Wujudkan Konstruksi Berkelanjutan

Menurutnya, paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Kali Pager Gunung CS ini dimulai pada Juni 2021 dan ditargetkan selesai pada November 2021.

Dikatakan Satrio, di ketiga lokasi tersebut sudah memiliki jembatan gantung namun terbuat dari kayu yang kondisinya sudah tidak layak dan berbahaya.

“Demi keamanan warga yang melintas, maka BBPJN Jawa Tengah – D.I. Yogyakarta membangun jembatan gantung baru di sebelah jembatan lama,” katanya.

Jembatan baru yang sedang dibangun ini, ungkapnya, didesain untuk dapat dilalui oleh pejalan kaki maupun kendaraan bermotor roda dua.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak pandemi Covid-19, Satrio mengungkapkan paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Kali Pager Gunung CS akan melibatkan masyarakat sekitar lewat skema program padat karya.

Baca Juga:  Hubungkan Proyek Adhi Karya ke Dukuh Atas, MITJ Cari Mitra Bangun JPM

“Di masing-masing lokasi kita libatkan warga sekitar untuk pekerjaan padat karya yang tidak memerlukan keterampilan khusus seperti pemasangan batu untuk jalan pendekat kanan-kiri serta drainase,” pungkas Satrio.

Menurutnya pembangunan jembatan gantung pejalan kaki relatif tidak memerlukan metode teknis yang rumit karena kerangka jembatan merupakan fabrikasi, namun karena lokasinya yang terpencil menyebabkan tantangan tersendiri dalam memobilisasi alat berat.

“Untuk Bongpis di Jepara aksesnya lebih mudah, lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan raya. Tapi akses mobilisasi alat dan materialnya sulit, karena jalan kabupaten jadi ada beberapa titik yang tidak memungkinkan untuk dilalui oleh alat berat. Sementara kalau Pager Gunung harus buka lahan dulu, eksisting jalan benar-benar masih tanah, persawahan. Jadi kita buka dan lebarkan untuk mobilisasi alat,” ungkap Satrio. 

Baca Juga:  PUPR Lelang Dini 191 Paket Pekerjaan TA 2022 di Provinsi Jawa Timur Percepat PEN

Ia mengungkapkan, ketiga buah jembatan gantung tersebut memiliki jenis pondasi yang berbeda, karena menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.  Untuk Jembatan Gantung Pager Gunung menggunakan pondasi pasangan batu, sementara Karangwotan menggunakan beton siklop, dan Bongpis menggunakan tiang pancang spun pile.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan.

“Terutama dalam beraktivitas menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Basuki Hadimuljono. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button