EQUIPMENTHighlightsINFOTeknologiVokasi

Profesor ITS Bieby Voijant Tangahu Atasi Pencemaran Tanah Lewat Teknologi Remediasi

Terus mengembangkan teknologi remediasi lingkungan dengan memanfaatkan bakteri untuk membantu memulihkan pencemaran akibat kegiatan pertambangan.

Konstruksi Media – Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan. Guru Besar ke-195 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Bieby Voijant Tangahu ST MT PhD pun mengembangkan teknologi remediasi lingkungan untuk memulihkan tanah tercemar akibat kegiatan mining tersebut.

Profesor dari Departemen Teknik Lingkungan ini menjelaskan, penelitiannya berangkat dari adanya pencemaran lingkungan akibat pertambangan minyak ilegal di daerah Wonocolo, Bojonegoro, Jawa Timur.

Akibat kegiatan penambangan tersebut, lanjut Bieby, tanah di sekitar area pertambangan tercemar minyak mentah, senyawa petroleum hidrokarbon, serta senyawa Benzena, Toluena, Etilbenzena, dan Xilena (BTEX).

Baca juga: Guru Besar ITS Wujudkan Transportasi Berkelanjutan Lewat Rekayasa Bioenergi

Lebih jauh, perempuan asal Surabaya ini menuturkan bahwa senyawa-senyawa tersebut merupakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat setempat.

Baca Juga:  Bagi Deviden 20%, Wika Gedung  Rombak Jajaran Direksi

“Oleh sebab itu diperlukan teknologi remediasi untuk mengembalikan kondisi lahan seperti semula,” katanya dikutip dari siaran pers humas ITS, Kamis (11/1/2024).

Dalam penelitian untuk orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor, Bieby memanfaatkan metode remediasi secara biologis yang dikombinasikan dengan metode fisik-kimia.

Adapun metode fisik-kimia memanfaatkan pengolahan soil washing yang berfungsi untuk memisahkan tanah dengan minyak mentah dan petroleum hidrokarbon. Sementara, metode biologis berfungsi untuk menurunkan konsentrasi bahan kimia yakni BTEX, nitrogen, kadmium, dan merkuri.

Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Imam Robandi MT (kiri) ketika menyerahkan sertifikat pengukuhan Guru Besar ITS ke-195 kepada Prof Bieby Voijant Tangahu ST MT PhD. (foto: humas ITS).

Bieby menerangkan bahwa metode soil washing efektif untuk mengurangi kandungan minyak dalam tanah dari 4 persen hingga kurang dari 1 persen.

Lebih lanjut, kata dia, metode remediasi biologis dengan bakteri Bacillus cereus, Nitrosomonas communis, dan Pseudomonas aeruginosa memiliki tingkat menurunkan kadar bahan kimia 40 persen hingga 70 persen.

Baca Juga:  ITS Dipercaya Jadi Tuan Rumah KRI 2022

Pemilihan metode biologis dipilih karena lahan di Indonesia telah mengandung bakteri yang mampu memulihkan pencemaran secara alami. Bieby mengungkapkan, dengan penelitian ini maka diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan tersebut.

Baca juga: Profesor ITS Ciptakan Deretan Inovasi Sepeda Multiguna untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

“Selain itu, metode biologis cenderung lebih murah dan tidak menghasilkan limbah kimiawi,” tutur ibu tiga anak tersebut.

Kondisi tanah tercemar akibat aktivitas penambangan liar di Wonocolo, Bojonegoro yang mendapat julukan Little Texas. (foto: Humas ITS).

Meskipun penelitian ini masih dalam skala laboratorium, Bieby mengungkapkan bahwa pemulihan lingkungan tercemar dengan metode biologis telah memiliki efisiensi yang tinggi.

“Nantinya, penelitian ini akan diproduksi massal untuk diaplikasikan secara langsung di berbagai lahan yang tercemar,” beber dosen yang telah aktif mengajar sejak tahun 1997 ini.

Baca Juga:  Pakar ITS Ini Ingatkan Semua Pihak Patuhi Peta KRB Gunung Semeru

Melalui penelitian tersebut, sulung dari tiga bersaudara ini ingin terus mengembangkan teknologi remediasi lingkungan dengan memanfaatkan bakteri untuk membantu memulihkan pencemaran akibat kegiatan pertambangan.

“Saya berharap dengan keterbaharuan ilmu ini mampu membantu meningkatkan kualitas lingkungan,” kata Prof Bieby Voijant Tangahu.

Related Articles

Back to top button