AsosiasiProduct

Secara Nasional, Konsumsi Semen Tumbuh 13,8 Persen

Konstruksi Media – Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Widodo Santoso mengungkapkan, konsumsi semen nasional mengalami pertumbuhan sebanyak 13,8 persen. Konsumsi semen ini digunakan untuk kebutuhan infrastruktur dan properti di tanah air.

“Pertumbuhan positif yang merata itu membuat konsumsi semen nasional per Juni 2021 tumbuh 13,8 persen menjadi 5,55 juta ton. Alhasil, total konsumsi semen di dalam negeri pada semester I/2021 telah mencapai 29 juta ton atau naik 7,3 persen secara tahunan,” ujar Widodo Santoso seperti dilansir Bisnis, Senin (19/7/2021).

Baca Juga:  Asosiasi Semen Indonesia Dukung Proyek Infrastruktur Gunakan Produk Lokal

Meski demikian, akunya, konsumsi semen untuk sektor infrastruktur pernah mengalami perlambatan. Pada semester I, konsumsi semen di sektor infrastruktur malah susut 1,6 persen menjadi 6,22 juta ton. Sementara itu, konsumsi semen untuk properti naik 10 persen ke level 22,7 juta ton.

“Namun, Juni ini terbalik. Kebutuhan proyek infrastruktur dan proyek strategis sudah melonjak 24 persen, sedangkan properti 12 persen. Hal ini menunjukkan program [infrastruktur] pemerintah sudah mulai jalan,” katanya.

Di lihat dari konsumsi semen per wilayah, pihaknya menilai tren positif. Bahkan, ucapnya, konsumsi semen pada wilayah Bali dan Nusa Tenggara baru di zona hijau setelah 5 bulan berturut-turut susut.

“Konsumsi semen di Bali dan Nusa Tenggara naik 7,9 persen secara tahunan per Juni 2021 menjadi 325.000 ton. Selain itu, konsumsi di Sulawesi mencatatkan pertumbuhan secara persentase tertinggi atau mencapai 61 persen menjadi 540.440 ton,” jelasnya.

Baca Juga:  Dampak Krisis Batu Bara, Sejumlah Pabrik Semen Disebut Berhenti Produksi

Di samping itu, konsumsi di wilayah Maluku dan Papua naik 26,5 persen menjadi 185.000 ton. Konsumsi di Jawa juga naik 9,5 persen menjadi 2,96 juta ton, dan di Sumatra tumbuh 10,5 persen ke kisaran 1,17 juta ton.

“Semua [wilayah] menunjukkan [konsumsi] positif dibandingkan dengan Juni tahun lalu. Bahkan Bali dan Nusa Tenggara juga sudah mulai naik karena kegiatan pariwisata. Semua ini karena Juni [2021] Covid sudah jauh berkurang dan anggaran pemerintah sudah mulai turun,” tandasnya.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button