Air

Bangun PLTM Senilai Rp200 Miliar, PLN Optimalkan Tiga Bendungan Milik Kementerian PUPR

Konstruksi Media – PLN terus berupaya meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam penyediaan listrik nasional. Salah satu langkahnya, PLN mengoptimalkan tiga bendungan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro/Mikrohidro (PLTM).

Pembangunan PLTM ini direncanakan memiliki kapasitas 8,95 megawatt (MW) dengan nilai investasi hingga Rp 200 miliar. PLTM ini akan dibangun di bendungan Batanghari di Sumatera Barat berkapasitas 5,1 Megawatt (MW), PLTM Titab (1,27 MW) di Bali, dan PLTM Pandanduti berkapasitas (0,58 MW) di Nusa Tenggara Barat.

“Proyek ini merupakan wujud nyata transformasi PLN melalui aspirasi Green, dengan terus meningkatkan bauran EBT dalam penyediaan listrik nasional,” ujar Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi dalam keterangan tertulis, Jum’at (18/6/2021).

Baca Juga:  PLN Baru Optimalkan 39,55 MW EBT di NTB

Diakuinya, PLN telah menyepakati kerja sama jual beli listrik dengan Kementerian PUPR sehingga keberadaan bendungan tersebut semakin optimal.

Dikatakan Agung Murdifi, ketiga PLTM ini akan menghasilkan peningkatan bauran energi dari EBT sebesar 42 gigawatthour (GWh) per tahun.

Pihaknya menargetkan proyek pembangunan pembangkit tersebut tuntas dan bisa beroperasi pada Maret 2024. Pengembangan proyek ini melibatkan beberapa instansi yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM.

“Dengan memanfaatkan bendungan eksisting dampak akhirnya tentu dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik di sistem PLN setempat sekaligus meningkatkan bauran energi EBT secara bersamaan,” kata dia.

Pemanfaatan bendungan multifungsi milik PUPR untuk dijadikan PLTA/PLTM/PLTMH akan mempercepat penambahan kapasitas dan energi dari EBT karena waktu pembangunan relatif lebih singkat.

Baca Juga:  Tekankan Jaga Kualitas, Menteri Basuki Tinjau Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi

Selain itu pembangunan pembangkit dengan memanfaatkan bendungan membutuhkan biaya investasi yang lebih efisien dibanding dengan PLTA/PLTM/PLTMH green field.

Kedepannya, terdapat sekitar 50 bendungan yang berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi PLTA/PLTM/PLTMH. PLN terus mendorong sinergi dengan banyak pihak akan terus dilakukan.

“Melalui program ini. kita dapat melakukan penghematan anggaran negara dengan memanfaatkan utilitas yang sudah ada dan juga membuat tingkat utilisasi aset menjadi lebih baik.”

Selain memanfaatkan bendungan, untuk meningkatkan bauran EBT, PLN juga memiliki program green booster seperti program Co Firing atau pemanfaatan biomassa sebagai pengganti batubara untuk bahan bakar PLTU, juga program konversi PLTD ke EBT.

“Untuk dedieselisasi, ini merupakan upaya kami untuk mengurangi ketergantungan pembangkit diesel. Kita tahu solar itu harus diimpor, sehingga intinya kita mencari sumber energi yang lebih green tetapi juga tidak impor,” tuturnya.

Baca Juga:  Bangun Pengaman Pantai di Lampung, Pemerintah Siapkan Rp110 Miliar

Melalui aspirasi green dalam Transformasi PLN, PLN terus mendorong transisi energi tidak hanya untuk memenuhi target bauran EBT 23 persen pada tahun 2025, tetapi untuk generasi yang akan datang bisa menikmati masa depan yang lebih baik. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button