Pembiayaan

BI Optimis Transaksi Bank Digital Tumbuh Signifikan

Konstruksi Media – Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, BI optimis akhir 2021 kinerja transaksi e-commerce yang meningkat hingga 48,4 persen atau mencapai Rp395 triliun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp253 triliun.

Hal itu, kata Filianingsih, ditopang oleh beberpa faktor. Bahkan, ia memprediksi transaksi digital banking atau perbankan digital ikut tumbuh hingga Rp35.600 atau meningkat 30,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp27.036 triliun.

“Ini ditopang oleh tiga hal, yakni berlanjutnya sihfting (pergeseran) perilaku konsumen ke arah digital, efisiensi penggunaan digital payment dan inovasi yang dilakukan oleh para marketplace,” ujar Filianingsih dalam keterangan resmi dikutip pada , Kamis (5/8/2021).

Baca Juga:  Bank DKI Buka Layanan di PGC, Penerimaan Pajak Sudah Rp3,6 Triliun

“Outlook Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) 2021 diperkirakan tetap positif pada 2021,” sambungnya.

Tak hanya itu, tambah Filianingsih, BI juga memprediksi pertumbuhan 35,7 persen pada penggunaan uang elektronik atau mencapai nilai Rp278 triliun, naik dibandingkan dengan di 2020 yang berjumlah Rp201 triliun. Peningkatan tersebut di antaranya didukung oleh perluasan ekosistem e-commerce, pertumbuhan logistik, dan digital payment.

Lebih lanjut Filianingsih menyampaikan, ada empat fakta digitalisasi yang mendukung optimisme outlook EKD 2021. Pertama, transformasi produk dan layanan e-commerce melalui fitur untuk menjaga costumer loyalty, seperti fitur live shopping yang menawarkan pengalaman berbelanja saat seperti di pusat perbelanjaan.

Kedua, perluasan kolaborasi antar pelaku seperti antara bank dengan fintech, bank dengan pelaku e-commerce, atau fintech dengan platform investasi. Ketiga, perluasan ekosistem melalui aksi korporasi seperti kolaborasi Gojek dan Tokopedia, IPO Bukalapak, serta Grab dan Emtek.

Baca Juga:  Dana Infrastruktur Capai Rp417 Triliun, Jabar Urutan Ketiga

Keempat adalah digitalisasi perbankan melalui penguatan kapasitas internal, akuisisi bank-bank kecil, atau melakukan perluasan ekosistem. Adapun hingga semester I-2021, transaksi EKD terus tumbuh dan semakin terakselerasi.

“Terbukti dari digital banking yang tumbuh 39 persen (yoy) atau mencapai Rp17,901 triliun dan transaksi e-commerce mencapai Rp186 triliun atau meningkat sekitar 63 persen (yoy),” katanya.

“Demikian juga dengan uang elektronik yang nominal mencapai Rp132 triliun atau mengalami pertumbuhan 41 persen serta transaksi QRIS yang mencapai Rp9 triliun atau tumbuh 214 persen (yoy) dengan jumlah merchant yang telah mencapai 8,2 juta dan didominasi oleh UMKM,” pungkasnya.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button