Product

Inovasi FABA Oleh PLN di Ende, Ubah Limbah Jadi Material Bangunan

Konstruksi Media – PLN terus mengoptimalkan pemanfaatan limbah batu bara hasil proses pembakaran atau dikenal Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ropa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu disampaikan General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko.

Jatmiko mengayakan, inovasi FABA yang ‘disulap’ menjadi bata interlock, dimanfaatkan sebagai material bangunan untuk Program Bedah Rumah yang digelar PLN beberapa waktu lalu. Bata interlock yang digunakan, kata Jatmiko, merupakan hasil olahan FABA oleh 18 orang warga Ende yang mendapat pelatihan dari PLN.

“Bedah rumah ini ditujukan untuk meringankan warga kurang mampu di sekitar Ende dengan  membangun rumah berkonsep rumah sehat sederhana,” ujar Jatmiko dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (7/7/2021).

Baca Juga:  PUPR Libatkan Propan Raya dalam Pelatihan Kerja Konstruksi di IKN

Lebih lanjut Jatmiko menyampaikan, pemanfaatan FABA menjadi bata interlock ini, PLN bekerjasama dengan Pemda dan Keuskupan Agung Ende, telah mengadakan pelatihan untuk 18 orang. Terdiri dari perwakilan Keuskupan Agung Ende 6 orang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende 4 orang, perwakilan UMKM lokal 4 orang, dan masyarakat umum 4 orang.

“Peserta pelatihan telah mengikuti pembelajaran pemanfaatan FABA untuk menjadi bata interlock sejak 26 April 2021 lalu di Dinas Lingkungan Hidup. Dilanjutkan dengan praktik  pembuatan bata interlock di Gereja Paroki St. Donatus Bhoanawa, Ende pada  27-30 April 2021,” ungkapnya.

Jatmiko mengunkapkan, pelatihan pemanfaatan produk FABA ini bisa terlaksana berkat dukungan  Bupati Ende. “Pelatihan ini penting mengingat peserta yang telah lulus akan dijadikan calon pelatih (training for trainer). Diharapkan, para peserta telah menguasai kemampuan pemanfaatan produk FABA ini, akan menjadi pelatih bagi tenaga kerja lainnya,” jelasnya.

Program pelatihan ini disambut antusias oleh Bupati Ende dan Keuskupan Ende. Karena itu, peserta diharapkan terlibat dalam program-program lanjutan. Di antaranya  program bedah rumah layak huni bagi warga kurang mampu, pembangunan gereja Paroki St. Donatus Bhoanawa, pembangunan sarana umum lainnya. Diharapkan juga pemanfaatan FABA ini tak hanya untuk Kabupaten Ende, tetapi juga dipakai untuk masyarakat Kabupaten Sikka.

Baca Juga:  Wujudkan Ekonomi Sirkular, ITS Resmikan Rumah Tahan Gempa Berbahan FABA

Bupati Ende Djafar Achmad mengapresiasi kegiatan tersebut. Hal itu diungkapkan saat peresmian Bedah Rumah PLN Peduli. “Terima kasih kepada PLN Peduli. Saya menyambut gembira atas upaya PLN melalui inovasi pemanfaatan FABA, yang berdampak langsung bagi kehidupan  masyarakat di Ende. Ada banyak warga yang akan terbantu dengan bedah rumah memakai bata interlock ini,” kata Achmad.

Hal serupa juga disampaikan salah satu penerima bantuan di lokasi tersebu. “Saya bersyukur atas kehadiran PLN dan Bupati hari ini. Dulu rumah kami tanah, tapi sekarang sudah dibangun dengan bata interlock. Kini, rumah  kami  nyaman dan sehat.  Kami sangat berterima kasih,” ungkap Retty. 

Terpisah, Haris Abdul Madjid, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ende menyampaikan, tujuan pelaksanaan pelatihan ini meningkatkan kompetensi peserta sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar NTT.

Baca Juga:  ITS Luncurkan Rumah Tahan Gempa dari Limbah Batubara (FABA)

Meskipun peserta pelatihan yang berprofesi sebagai tukang sudah mahir di bidangnya, pelatihan ini perlu dilakukan karena memasang bata interlock membutuhkan keahlian dengan spesifikasi tertentu.

“Di sini butuh keahlian khusus, agar menghasilkan bangunan sesuai yang diharapkan,” ujarnya.

Haris menambahkan, pelatihan ini merupakan bagian dari tindaklanjut kerjasama pemanfaatan FABA yang telah ditandatangani bersama antara PLN UPK Flores dengan Bupati Ende dan Uskup Agung Ende. Pemanfaatan FABA berupa bata interlock ini sangat berguna untuk membangun sarana rumah ibadah dan rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu.

“Tak lupa terima kasih juga pada seluruh peserta, dan narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melatih para peserta, yang akan menjadi pelaku dalam pembangunan di Ende maupun Sikka,” pungkasnya.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button