Air

Kurangi Banjir Jakarta, KSO Abipraya Kebut Rampungkan Proyek Bendungan Ciawi

Konstruksi Media – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pihaknya terus mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pembangunan kedua bendungan merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Metropolitan Jakarta.

“Progres konstruksi Bendungan Ciawi saat ini sudah sebesar 79,44% dengan capaian pembebasan lahan 97,67%.  Kontrak pembangunannya senilai Rp 798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya dan PT. Sacna (KSO),” ujar Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga:  Di Tajikistan, Menteri Basuki Ajak Kolaborasi Transformatif untuk Ketahanan Air Global

Menurutnya, Bendungan Ciawi dibangun dengan desain tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 334,5 meter.

Bendungan Ciawi  memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3/detik.

Di sisi lain, ungkap Basuki, Bendungan Sukamahi malah telah direncanakan sejak tahun 1990-an. Namun, Bendungan ini mulai dibangun tahun 2017 dengan progres mencapai 78,96% dengan capaian pembebasan lahan 95,01%.

“Kontrak pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya-Basuki KSO,” katanya.

Bendungan Sukamahi didesain tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 169 meter. Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3/detik.

Baca Juga:  Kementerian PUPR Targetkan Tahun 2022 Irigasi Jambo Aye di Aceh Rampung

Pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi di bawah tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan target selesai 2021.

Dari data debit banjir kala ulang 50 tahun-an, dibangunnya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dapat mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 m3/detik.

“Bendungan Sukamahi dan Ciawi merupakan dry dam yang memang khusus dibangun untuk mengendalikan atau untuk pengendali banjir saja,” jelasnya.

Sebagai bendungan kering, lanjutnya, maka pengoperasinnya akan berbeda dengan bendungan lain, di mana kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering.

“Dua bendungan ini tidak akan menampung air, karena air hujan hanya ditampung sementara dan dialirkan sekecil mungkin ke Sungai Ciliwung, sehingga diatur debitnya yang harus mengalir saat musim hujan,” tutur Basuki.

Baca Juga:  Peringatan Hari Air, PUPR Terapkan Prinsip Save Yield

Bendungan kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia sebagai upaya merespons risiko bencana hidrometeorologi di Jakarta dan sekitarnya.

Pengoperasian bendungan  akan menggunakan Aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU) Kementerian PUPR dengan memanfaatkan data klimatologi dari BMKG yang menampilkan laporan kejadian banjir/kekeringan, prakiraan cuaca dan hari tanpa hujan, termasuk prakiraan banjir dan kekeringan.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button