HighlightsINFOIntermezzo

Lima Tokoh Konstruksi Paling Berpengaruh di Indonesia

Peran tokoh-tokoh ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus semangat membangun negeri demi masa depan kemajuan negara yang lebih baik.

Konstruksi Media, Jakarta – Kemajuan di sektor konstruksi tanah air tidak terlepas dari peran besar para tokoh ternama dalam mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Kisah-kisah inspiratif dalam bidang konstruksi tempo lampau para tokoh ini nyatanya melahirkan sejumlah prestasi dan peninggalan yang tak lekang hingga saat ini.

Peran tokoh-tokoh ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus semangat membangun negeri demi masa depan kemajuan negara yang lebih baik.

Baca juga: Cara Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi Pemerintah Melalui Proses Swakelola

Lalu, siapa sajakah tokoh-tokoh dalam bidang konstruksi yang paling berpengaruh di Indonesia? Berikut ulasannya dikutip dari Instagram @nindyakarya, di Jakarta, Jumat (12/1/2024):

  1. Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati

Insinyur kelahiran Ubud, Bali, 3 Mei 1931 ini merupakan penemu sistem teknologi Sosrobahu. Ini merupakan teknik konstruksi yang digunakan untuk memutar bahu lengan beton jalan layang.

Baca Juga:  Akusisi Rp3,24 Miliar, Chandra Asri Resmi Ambil Alih Dua Anak Usaha Krakatau Steel

Dengan penemuan Tjokorda ini pembangunan jalan layang dari Cawang ke Tanjung Priok pada 1980-an sukses dilakukan tanpa mengganggu arus lalu lintas. Teknik Sosrobahu juga diaplikasikan pada konstruksi jalan layang di Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

  1. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata

Lahir di Jakarta, 25 Februari 1935, Wiratman merupakan salah satu pakar dan praktisi di bidang konstruksi Indonesia. Insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah terlibat dalam 4.100 proyek di Indonesia ini merupakan pencetus standar perencanaan ketahanan gempa bumi untuk struktur bangunan gedung dan nongedung di Indonesia.

Beberapa mahakaryanya yang fenomenal di antaranya adalah Jembatan Ampera di Palembang, restorasi Candi Borobudur, dan Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara. Wiratman meraih beberapa penghargaan, salah satunya adalah ASEAN Achievement Award for Engineering dari ASEAN Business Forum tahun 1994.

  1. Prof. Ir. R.M Sedyatmo
Baca Juga:  Menyongsong Era Revolusi Industri Konstruksi di IKN Nusantara

Lahir di Karanganyar, 24 Oktober 1909, Prof. Sedyatmo merupakan penemu Chicken Claw Construction atau pondasi cakar ayam. Pondasi ini dikenal untuk membangun bangunan di atas tanah yang lembek, yang dapat mencengkram tanah dengan kuat. Pondasi ini menggunakan plat beton yang dikombinasikan dengan pipa-pipa beton sebagai pendukungnya yang membentuk struktur seperti kaki ayam.

Hasil temuan dari Sedyatmo, saat itu dipakai dalam pembuatan apron Bandara Juanda Surabaya, landasan Bandara Polonia Medan, dan landasan Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Selain itu, fondasi cakar ayam telah dipatenkan oleh 11 negara.

  1. Prof. Dr. (HC) Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo

Lahir pada tanggal 2 Agustus 1908 di Madiun, Jawa Timur, Rooseno dijuluki sebagai bapak beton Indonesia. Ia aktif mengenalkan dan mengembangkan beton dalam merekayasa bangunan di Indonesia.

Roosseno merekomendasikan penggunaan beton sebagai bahan bangunan utama di Indonesia, karena bahan bakunya sangat melimpah di sini. Beberapa karya fenomenal Rooseno yang telah ditangani adalah pembangunan Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, dan Hotel Indonesia.

Baca Juga:  Jaya Konstruksi Bagi-Bagi Deviden di HUT ke-496 DKI Jakarta

Baca juga: Lima Peran Penting Asuransi dalam Proyek Konstruksi

Selain terkenal sebagai insinyur dan guru besar, Roosseno juga pernah ditunjuk menjadi menteri dalam tiga bidang yang berbeda yaitu Pekerjaan Umum, Perhubungan, dan Perekonomian.

  1. Dr. (Hc) Ir. Soekarno

Bapak Proklamator Republik Indonesia ini memiliki banyak andil dalam dunia konstruksi di tanah air. Beberapa bangunan penting yang tidak lepas dari ide gagasan arsitektur Ir. Soekarno antara lain Tugu Monas, Masjid Istiqlal, dan Hotel Indonesia menjadi salah satu ikon dari kota Jakarta.

Selain itu, Presiden ke-1 RI itu juga menggagas pembangunan Gedung MPR/DPR RI dan kompleks Stadion Gelora Bung Karno dalam menyambut Asean Games 1962.

Related Articles

Back to top button