PerumahanPROPERTY

PUPR Bangun Sarana Hunian Pariwisata di Gili Trawangan NTB

Bantuan Sarhunta ini merupakan stimulan karena warga juga harus ikut berswadaya dalam proses pembangunannya.

Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun sejumlah sarana hunian pariwisata (Sarhunta) untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sarhunta dengan berbagai fasilitas pendukung tersebut bisa menjadi homestay untuk para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang ingin berlibur di Gili Trawangan.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Ir. M Hidayat MM didampingi Kepala Balai P2P Nusa Tenggara I, I Wayan Suardana mengatakan, bantuan Sarhunta ini disalurkan Kementerian PUPR di sejumlah kawasan wisata guna membantu masyarakat untuk memiliki hunian layak sekaligus membuka usaha homestay.

“Desain rumah masyarakat yang dibedah juga menggunakan arsitek yang menunjukkan kearifan lokal sehingga menarik wisatawan yang datang,” kata Hidayat melalui keterangan tertulis, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun

Dari data yang dihimpun dari Balai P2P Nusa Tenggara I Direktorat Jenderal Perumahan, sebanyak 98 Sarhunta dibangun di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Desa tersebut memiliki keunikan karena terdiri dari tiga pulau kecil yang terbagi dalam tiga dusun yakni Dusun Gili Trawangan, Dusun Gili Meno dan Dusun Gili Air.

Baca Juga:  Sediakan Hunian Layak, PUPR Bangun Rusun Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Gorontalo

Gili Trawangan merupakan pulau yang terbesar di Desa Gili Indah dan menjadi salah satu kawasan strategis provinsi dan memiliki populasi 2.089 jiwa dan menjadi destinasi wisata yang cukup menarik wisatawan. Kementerian PUPR menyalurkan sebanyak 19 Sarhunta di Gili Trawangan kepada masyarakat lokal yang terdiri dari 18 bangunan baru dan satu unit peningkatan kualitas rumah.

“Bantuan Sarhunta ini merupakan stimulan karena warga juga harus ikut berswadaya dalam proses pembangunannya. Kami harap Sarhunta ini bisa lebih mensejahterakan masyarakat dan mendorong sektor wisata di Indonesia,” ucap dia.

Salah seorang warga lokal, Fitriatin Nissa (25 tahun) mengatakan, mendapatkan bantuan Sarhunta karena kerusakan akibat gempa bumi beberapa waktu lalu. Setelah mendapatkan sosialisasi dan pendampingan dari Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Nusa Tenggara I Ditjen Perumahan, bersama sejumlah tetangga lainnya ditingkatkan kualitas rumahnya dan di bedah menjadi hunian plus homestay.

Baca juga: Gapensi Gelar Rakernas Berbarengan dengan IndoBuildTech Expo 2023

Baca Juga:  Juara 1 e-Purchasing, Belanja Total Kementerian PUPR di e-Katalog Sentuh Rp 11,86 Triliun

“Bantuan Sarhunta ini sangat membantu kami sebagai warga lokal di Gili Trawangan. Selain rumahnya menjadi lebih bagus dan kokoh, kami juga bisa membuka usaha sebagai pemilik homestay,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatannya, Minggu (9/7/2023).

Saat ini, kata dia, merasa nyaman dan merasa berbeda dibandingkan kondisi rumahnya yang dulu. Selain itu, atap, lantai dan dinding rumahnya pun menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga lebih layak huni.

“Untuk homestay yang ada lokasinya menjadi satu dengan rumah kami cuma posisinya ada di samping sehingga wisatawan yang datang punya privasi. Fasilitasnya juga sudah lengkap ada kasur, lemari kecil, kamar mandi dan peralatan mandi namun belum ada pendingin ruangan,” katanya.

Baca Juga:  Paramount Bangun Kawasan Bisnis Terbaru di Gading Serpong

Warga Gili Trawangan lainnya, M Rajab (51 tahun) mengatakan, program Sarhunta ini sangat membantu masyarakat lokal untuk meningkatkan perekonomiannya melalui usaha homestay. Ia mengatakan, bersama penerima Sarhunta lainnya berharap program tersebut dilanjutkan dan bisa didukung Kementerian Pariwisata karena sektor wisata di Gili Trawangan terus menggeliat dan berangsur-angsur pulih.

“Saat ini banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang mulai menginap di Gili Trawangan ini. Selain bangunan rumah dari Kementerian PUPR, kami berharap Kementerian Pariwisata juga bisa mengkoordinir pemilik Sarhunta agar bisa mendapat akses promosi ke wisatawan sehingga mereka bisa menginap di homestay kami karena biaya menginapnya pun terjangkau mulai Rp300 ribu hingga Rp500 ribu,” jelasnya.

Baca artikel selanjutnya:

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Back to top button