ENERGIMining

Rusia Kena Sanksi, Emiten Batu Bara Jadi Primadona

Kami memperkirakan bahwa suplai komoditas batu bara akan tetap ketat pada semester II tahun ini.

Konstruksi Media – Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan memberikan prediksi perihal saham emiten batu bara yang bakal menjadi primadona sampai akhir tahun 2022. Hal ini, menurut dia, dipengaruhi atas sanksi terhadap Rusia dan perlambatan produksi batu bara Tiongkok.

“Kami memperkirakan bahwa suplai komoditas batu bara akan tetap ketat pada semester II tahun ini setelah banyak negara ikut memberikan sanksi kepada Rusia,” kata Hasan Barakwan dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, Jumat (22/4/2022).

Ia mengatakan, Uni Eropa melarang impor batu bara Rusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak 9 April 2022. Menurut Hasan, kontrak pembelian batu bara maupun energi fosil Rusia yang sudah ditandatangani sebelum 9 April hanya bisa dilanjutkan sampai 10 Agustus 2022.

Baca Juga:  Adhi Karya Ubah Sampah Menjadi Bahan Bakar Pengganti Batu Bara

Usai pelarangan Uni Eropa, kata dia, Jepang juga berniat mengimplementasikan larangan impor batu bara dari Rusia. Sebagaimana diketahui Rusia menyuplai sebanyak 11% kebutuhan batu bara Jepang tahun 2021.

“Larangan itu berarti mendorong Jepang untuk mencari alternatif sumber batu bara untuk menghindari kekurangan pasokan. Kondisi ini tentu sangat memberikan dampak positif terhadap produksi batu bara Indonesia,” ucap dia.

Hasan mengatakan, selain faktor tersebut produksi batu bara Tiongkok menunjukkan penurunan akibat harga jual batu bara termal untuk pembangkit listrik terlalu murah jika dibandingkan dengan harga internasional. Terang saja hal ini mendorong para penambang memperlambat produksi.

Baca juga: Krakatau Steel Alami Kenaikan Impor Baja Sebesar 22%

Baca Juga:  Bukit Asam Raih Laba Bersih Rp10 Triliun Kuartal III 2022

Menurut dia, faktor tersebut bakal membuat harga jual batu bara bertahan tinggi sampai akhir tahun. BRI Danareksa Sekuritas, kata Hasan, merevisi naik target rata-rata harga jual batu bara dunia tahun 2022 menjadi US$200 per ton dan sebesar US$150 per ton pada 2023. Sedangkan rata-rata harga jual batu bara year to date (ytd) mencapai US$261 per ton.

“Kami memperkirakan produsen batu bara lokal akan mulai mengirimkan batu bara ke Eropa dalam waktu dekat. Apalagi Adaro telah menyebutkan telah mengapalkan sekitar 300 ribu ton batu bara ke pembeli di Eropa,” ucap Hasan.

Ia mengatakan, peningkatan ekspor batu bara ke Eropa diprediksi berlanjut sampai akhir tahun, seiring dengan berlanjutnya larangan ekspor batu bara Rusia. Sedangkan emiten saham batu bara yang paling diuntungkan adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Baca Juga:  PLN Beri Kemudahan Tukar Baterai Kendaraan Listrik

“Hal itu didukung atas kemampuan perseroan mendapatkan keuntungan paling optimal atas kenaikan harga batu bara. Saham ADRO menjadi pillihan teratas untuk emiten sektor batu bara. Saham ADRO direkomendasikan beli dengan target harga Rp4.300,” ucap Hasan.

Baca artikel selanjutnya:

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Back to top button