ElectricityENERGI

Sambut Presidensi G20, Listrik Bali Kian Andal dengan Energi Bersih

Konstruksi Media – Upaya menunjang kelancaran Presidensi G20 di Bali Oktober 2022 mendatang, PT PLN (Persero) terus memperkuat keandalan sistem kelistrikan dengan Pembangkit Listrik berbasis energi bersih. Salah satunya yakni dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybird Nusa Penida berkapasitas kapasitas 3,5 MW.

Diketahui, pembangunan PLTS Hybrid Nusa Penida dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektare (ha) milik PT Indonesia Power (IP) di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

Tak hanya itu, PLN juga melakukan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati Ke Pesanggaran, Kota Denpasar dengan kapasitas 2 X 100 MW.

Pasalnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN setrum ini agar tidak kecolongan ketika pertemuan puncak presidensi G20 berlangsung dan dihadiri kepala negara di dunia.

“Dengan alasan apa pun tidak boleh mati lampu (saat G20 berlangsung),” terang Erick saat meninjau persiapan G20 di Bali, (5/3/2022).

Baca Juga:  Perkuat Sistem Kelistrikan di Perbatasan, PLN Kembangkan PLTS di Sambas-Kalbar

Baca Juga : Konstruksi Bendungan Mbay Mulai Dikerjakan

Sementara, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa keandalan sistem kelistrikan merupakan bukti kesuksesan penyelenggaraan G20 tersebut.

Untuk itu, PLN terus melakukan persiapan matang, terutama dari sisi pembangkit hingga transmisi, sampai ke venue acara.

Diketahui, saat ini total daya mampu kelistrikan Bali sebesar 1.322 MW. Dengan perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW, maka listrik Bali masih memiki cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.

“Dalam menghadapi KTT G20 memang demand-nya bertambah. Saat ini 770 MW saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Sistem aman, tapi belum benar-benar aman untuk itu arahan Pak Gubernur kita tambah relokasi dua unit PLTG berkapasitas total 200 MW dan PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MW. Kami berharap dengan kehadiran dua pembangkit ini bakal makin memperkuat pasokan listrik Bali,” imbuh Darmawan.

Baca Juga:  Infrastruktur Energi Aman Dari Gempa Blitar

Menurut Gubernur Bali, Wayan Koster, kehadiran pembangkit listrik ramah lingkungan di Bali merupakan implementasi visi untuk menciptakan kualitas udara yang bersih demi terciptanya kualitas hidup yang sehat di Pulau Bali.

Terlebih lagi, hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement. Di mana Indonesia berkomitmen Indonesia terhadap penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dengan usaha sendiri dan sebesar 41% dengan dukungan internasional pada 2030 mendatang.

Bali yang bersih juga memberikan rasa nyaman dan berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan.

“Penggunaan energi bersih di Bali mendapat respon positif dan apresiasi dari sejumlah negara,” katanya.
Di atas

Baca Juga:  Gandeng Huawei, PLN Kembangkan Joint Innovation Center

Wayan Koster menargetkan Bali mandiri energi dengan energi bersih dengan rencana dibangunnya infrastruktur tenaga listrik. Supaya bisa memenuhi kebutuhan energi untuk konsumsi domestik ataupun juga konsumsi wisatawan, hotel, restaurant, serta industri di Pulau Dewata.

“Mengapa Bali ini perlu mandiri energi, selain untuk kebutuhan domestiknya. Karena Bali adalah pintu masuk wisata dunia terbesar di Indonesia. Jadi harus memiliki kepastian keberlanjutan dari kebutuhan energi yang bisa dikelola dan dikontrol langsung oleh daerah. Sekarang sedang disiapkan kebijakan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),” tutupnya.

Baca artikel selanjutnya:

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button