ENERGIMining

Anak Usaha KALLA Bangun Smelter Nikel di Sulsel

PT Bumi Mineral Sulawesi, anak usaha KALLA melakukan pembangunan smelter Nikel di Sulawesi Selatan.

Konstruksi Media – KALLA melalui salah satu unit bisnisnya, PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) merampungkan pembangunan smelter nikel di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Smelter tersebut mulai dibangun tahun 2022 dan ditargetkan akan beroperasi pada 2023. Kehadiran smelter ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nikel dalam maupun luar negeri dengan kapasitas 60 ribu ton tiap smelternya.

“Hal yang paling penting ialah bagaimana kehadiran smelter ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar juga. Apalagi selama proses pengerjaannya, BMS mempekerjakan karyawan lokal sebanyak 85 persen yang tentunya berpengalaman serta memiliki pendidikan dan keahlian sesuai bidang yang dibutuhkan,” kata Founder KALLA HM Jusuf Kalla, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Sri Mulyani Luncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara

Ia mengatakan, pembangunan smelter terdiri atas beberapa tahap yang dimulai sejak Maret 2022. Khusus untuk pabrik pertama, kata Jusuf Kalla, target pengoperasiannya sudah bisa dijalankan tahun depan dengan jumlah smelter yang dibangun sebanyak 14 tungku hingga 2030 di atas lahan seluas 141 hektar, rencana total investasi sebesar Rp10 triliun.

Baca juga: Proyek Stadion Bola Basket GBK Senilai Rp639,1 Miliar

President Director KALLA, Solihin Jusuf Kalla sangat mengapresiasi dukungan Pemerintah Kabupaten Luwu terhadap pembangunan smelter tersebut. Sejauh ini proses perizinan hingga pembangunan berjalanan dengan sangat lancar dan sesuai perencanaan.

“Kami juga berharap dukungan dari masyarakat sekitar selama proses pembangunan smelter ini. Semoga kehadiran dari salah satu unit bisnis kami ini dapat membawa manfaat bagi kita semua,” ucap Solihin.

Baca Juga:  Daftar Beli LPG 3 Kg Pakai KTP dan KK Diperpanjang Sampai 31 Mei 2024

Untuk informasi, PT BMS merupakan salah satu unit bisnis dari KALLA di bidang mineral. BMS menargetkan menjadi pesaing utama dalam pengelolaan sumber daya nikel, utamanya bahan dasar baterai. Dimana saat ini rata-rata smelter yang ada di Indonesia merupakan investasi dari luar negeri.

Sebelumnya, dua unit bisnis KALLA di bidang energi telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Februari 2022. Keduanya ialah PLTA Poso berkapasitas 515 MW dan PLTA Malea berkapasitas 90 MW.

Baca artikel selanjutnya:

Baca Juga:  PMCB dan Avator PLN Sabet Penghargaan Internasional

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button