Electricity

DPR Ingatkan PLN Frekuensi Mati Listrik Capai 9,5 kali per pelanggan

Konstruksi Media – Anggota DPR RI Mulyanto meminta PLN menjaga sistem operasional layanan untuk menunjang penanggulangan Covid-19.

Dari data Ditjen Ketengalistrikan Kementerian ESDM, ungkapnya, menunjukkan angka ketidakandalan listrik PLN masih tinggi secara rata-rata nasional.

“Baik lama maupun frekuensi mati listrik, sebesar 13 jam per pelanggan per tahun dan 9.5 kali per pelanggan per tahun,” ujar Mulyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7/2021).

Dia menilai, angka gangguan kelistrikan tersebut masih tinggi bila dibandingkan dengan Sabah, Malaysia, yang lama mati listriknya hanya selama 189 menit per pelanggan per tahun. Atau Singapura, yang durasi gangguan listriknya hanya 5 menit per pelanggan per tahun.

Baca Juga:  Bangun PLTA Masang 44 MW, PLN Dapat Hibah 1,2 Juta Euro Dari Perancis

“PLN perlu kerja keras dan siap-siaga menurunkan SDM-nya, agar keandalan listrik pada titik-titik krusial rumah sakit rujukan Covid dan pabrik produksi gas oksigen medis ini dapat terjaga zero ‘byar pet’,” katanya.

Saat ini, tegas Mulyanto, peran PLN sangat dibutuhkan oleh berbagai instansi yang sedang berjuang menanggulangi pandemi Covid-19. Jadi sudah sepatutnya PLN menjaga ketersediaan listrik secara andal agar proses penanggulangan tersebut dapat berjalan dengan baik.

“Seperti kita ketahui bahwa jumlah kasus positif Covid-19 sudah mendekati angka 40.000 per hari dan korban meninggal sudah menembus angka 1.000 orang per hari. Untuk itu PLN perlu memikirkan cara agar layanan listrik ke rumah sakit rujukan Covid-19 terpenuhi dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga:  Program Electrifying Agriculture PLN Hemat Pengeluaran Petani Bawang di Enrekang

Politisi PKS ini pun menambahkan, dukungan listrik PLN juga sangat dibutuhkan bagi produsen gas oksigen untuk keperluan medis. Selama ini produktivitas industri gas oksigen sangat bergantung pada keandalan listrik PLN.

Ini terkait dengan instrumentasi elektrik sistem produksi gas oksigen. Bila terjadi gangguan terhadap listrik PLN maka secara langsung sistem produksi gas oksigen juga akan terganggu. 

Menurutnya, di Indonesia ada 6 industri utama penghasil gas oksigen nasional yakni, Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, yang pabriknya tersebar dari Banten sampai Surabaya, dimana total gas oksigen yang dihasilkan sebesar 640 juta ton per tahun dengan kapasitas industri 74 persen. 

Baca Juga:  PLN Bangun Infrastruktur Kelistrikan di Pulau Pasaran

Mengingat kebutuhan gas oksigen yang meningkat, kapasitas produksi ini akan dimaksimalkan sehingga menghasilkan tambahan sekitar 225 juta ton per tahun.  Belum lagi adanya rencana pengembangan pabrik baru produsen gas okisgen.

“Karena itu keandalan listrik PLN untuk menunjang produktivitas industri gas oksigen tersebut menjadi mutlak di tengah kasus kelangkaan gas oksigen akhir-akhir ini. Sebenarnya, dari sisi suplai daya kita tidak khawatir dengan listrik PLN, karena untuk wilayah Jawa-Bali penyediaan daya listrik PLN sudah surplus lebih dari 30 persen, yang kita khawatirkan justru adalah aspek keandalannya,” imbuh Wakil Ketua FPKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button