ElectricityENERGI

Kapasitas 145 MWac, PLTS Terapung Cirata Telan Investasi Rp1,7 Triliun

Rencananya pasokan listrik akan dialirkan untuk 50.000 rumah tangga serta menyerap tenaga kerja lokal hingga 800 orang.

Konstruksi Media – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, berkapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 megawatt peak (MWp) dipastikan akan beroperasi komersial akhir bulan Oktober 2023.

Kepastian itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi ihwal evaluasi proyek strategis nasional (PSN) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

“Tadi bahas Tangguh 3 LNG November akhir sudah produksi, kemudian juga PLTS Terapung Cirata akhir bulan ini selesai,” kata Arifin.

Baca juga: Hutama Karya Renovasi Dua Poliklinik di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo

PLTS terapung yang diangggap terbesar di kawasan Asia Tenggara itu menelan investasi senilai Rp1,7 triliun. Proyek ini mendapat kucuran pembiayaan sindikasi tiga bank internasional, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale, dan Standar Chatered dengan nilai sekitar US$140 juta atau setara dengan Rp2,13 triliun (asumsi kurs Rp15.255 per dolar AS).

Baca Juga:  PLN Siap Pasok Listrik EBT ke Pusat Data Center di Indonesia

Rencananya, PLTS terapung itu bakal mengalirkan listrik sekitar 245 juta kilowatt hour (kWh) setiap tahunnya. Adapun, tarif listrik yang dipatok dari pembangkit surya ini cukup kompetitif dengan harga US$5,8 sen per kWh.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLTS Terapung Cirata itu bakal beroperasi komersial pada 27 Oktober 2023.

Kepastian itu disampaikan Darmawan saat memamerkan kemajuan proyek pembangkit listrik terapung itu kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama dengan sejumlah pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara (Asean) lainnya, selepas pembukaan Asean Indo-Pacific Forum di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

“Sudah siap untuk diresmikan tanggal 27 Oktober 2023, Pak Presiden,” kata Darmawan.

Baca Juga:  Transisi ke EBT, Charoen Pokphand Indonesia Gandeng SUN Energy Pasang PLTS di Pabrik Salatiga

Pembangkit ini berada di atas area seluas 200 hektare di Waduk Cirata, Jawa Barat. Rencananya pasokan listrik akan dialirkan untuk 50.000 rumah tangga serta menyerap tenaga kerja lokal hingga 800 orang.

Proyek PLTS Cirata merupakan pelaksanaan dari salah satu kesepakatan bisnis yang ditandatangani pada saat kunjungan Presiden Jokowi ke Abu Dhabi pada 12 Januari 2020.

Baca juga: Kementerian PUPR Lelang Proyek Bandara VVIP IKN Senilai Rp4,28 Triliun

PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi atau PMSE yang merupakan usaha patungan bentukan konsorsium cucu usaha PLN, PT PJB Investasi (PJBI) dengan porsi saham 51 persen bersama perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar dengan porsi saham 49 persen.

Baca Juga:  Motor Listrik ALVA CERVO, Lengkapi Gaya Hidup Modern

“PLTS terapung ini baru menggunakan sekitar 25 persen kapasitas, artinya kita masih bisa tambah sampai 1 gigawatt,” kata Darmawan.

Adapun, PLTS terapung menjadi salah satu program pemerintah untuk mengakselerasi pengembangan PLTS lantaran dari sisi harga listrik yang dihasilkan cukup bagus, perizinan lebih sederhana, tidak memerlukan pembebasan lahan, dan dapat dikembangkan kapasitas yang cukup besar.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi pengembangan PLTS terpaung mencapai 26,65 gigawatt (GW) dan tersebar di 271 lokasi di Indonesia.

Baca artikel selanjutnya:

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Back to top button