Oil & Gas

Lantik Deputi, MenESDM Ingin SKK Migas Lakukan Terobosan Strategis

Konstruksi Media – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya berharap jajaran pimpinan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dapat diperkuat dengan berbagai terobosan dan langkah strategis. Hal itu disampaikan Arifin usai melantik Deputi Perencanaan SKK Migas.

“Dengan harapan kiranya Saudara dapat memperkuat jajaran Pimpinan SKK Migas dengan melakukan terobosan-terobosan dan langkah-langkah strategis yang dapat meningkatkan kinerja SKK Migas, dengan mengedepankan integritas sesuai sumpah jabatan serta pakta integritas yang telah Saudara ucapkan,” ujar Arifin dikutip pada Rabu, (28/7/2021).

Baca Juga:  Setelah Nusa Tenggara, PLN EPI Kini Siapkan Gasifikasi Pembangkit Cluster Sulawesi-Maluku

Arifin berpesan agar SKK Migas dapat menjaga tingkat produksi migas nasional. Di antaranya adalah mengawal alih kelola Wilayah Kerja Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

“Untuk menjaga tingkat produksi migas nasional, saya berpesan khusus agar alih kelola Wilayah Kerja Rokan yang akan terjadi 8 Agustus 2021 agar dikawal dengan baik sehingga proses alih kelola dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu tingkat produksi minyak di blok ini,” katanya.

Pada 2021, menurut Arifin, merupakan tahun yang sangat menantang bagi sektor migas dalam mencapai produksi dan lifting migas. Sebagai gambaran, hingga semester I capaian lifting minyak sebesar 666,6 ribu barel per hari (bph) atau 94,6 persen dari target APBN yang ditetapkan untuk tahun ini sebesar 705 ribu bph.

Baca Juga:  Melebihi Target, Setoran Sektor Hulu Capai 78,2 Triliun

Sedangkan lifting gas sebesar 5.430 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 96,3 persen dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD. Artinya, capaian tersebut masih berada di bawah target APBN.

Di sisi lain, di tengah tantangan yang dihadapi, sektor migas tetap mampu memberikan kontribusi yang cukup baik bagi keuangan negara. Tercatat, selama periode semester I, penerimaan negara di sektor hulu migas mencapai sekitar USD6,67 miliar atau setara Rp96,7 triliun.

“Penerimaan sebesar ini adalah 91,7 persen dari target yang dicanangkan dalam APBN 2021,” jelasnya.

Nilai positif pada penerimaan negara itu tidak lain akibat dari kenaikan harga minyak dunia yang juga turut mendongkrak Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP). Tercatat ICP Juni 2021 mencapai USD70,23 per barel, sedangkan rata-rata ICP Januari-30 Juni 2021 sebesar USD62,42 per barel.***

Baca Juga:  PHR War Room dan Inspeksi Pengeboran WK Rokan ! di Tinjau Kepala SKK Migas

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button