Oil & Gas

Ini Langkah PGN Genjot Program Gasifikasi Nasional

Konstruksi Media – Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Heru Setiawan memastikan, pihaknya terus menggenjot program gasifikasi nasional.

Hal ini selaras dengan pesan Presiden Joko Widodo atau Jokowi Saat membuka Investor Daily Summit 2021 kemarin. Presiden menekankan semangat cipta kerja yang konsepnya adalah menurunkan impor, menaikkan ekspor, dan menciptakan value bagi bangsa.

Dalam hal ini, PGN akan mengotimalkan peran gas bumi sebagai energi perantara menuju transisi energi, guna mendukung akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru.

“Program PGN untuk pemenuhan gas rumah tangga penting untuk berkontribusi menekan defisit neraca impor energi. Kedua adalah PGN mendukung industri khusus, retail, dan industri umum termasuk kawasan induatri yang disesuaikan dengan tata ruang masing-masing daerah,” ujar Heru Setiawan dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (14/7/2021).

Saat ini, kata Heru, PGN fokus di Jawa Barat dan Jawa Tengah serta daerah lain di Indonesia Timur yang nantinya selaras dengan prioritas yang ketiga yaitu dalam penyediaan listrik nasional.

Baca Juga:  Tingkatkan K3LL, Beban Asuransi Hulu Migas Turun

Menurutnya, potensi Kebutuhan Kawasan Industri (KI) dengan menggunakan pendekatan luasan lahan KI adalah sebesar 390 BBTUD. Selain itu, terdapat rencana peningkatan overall steel capacity Nasional, smelter dan gasifikasi Pembangkit PLN (Kepmen 13) yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.

“Di Jawa Tengah Bagian Selatan, terdapat rencana supply gas untuk Kilang Cilacap yang nanti sebagai anchor buyer. Kemudian di kawasan Timur Indonesia, program PGN untuk Listrik Nasional yaitu rencana gasifikasi pembangkit PLN dari diesel ke gas. Dari sisi value chain-nya, penggunaan gas akan jauh lebih murah daripada diesel. Nanti diharapkan akan menyentuh kawasan seperti Papua, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan lain-lain,” tuturnya.

Proyek Smelter memiliki potensi sampai dengan 80 BBTUD. Sedangkan pada proyek gasifikasi PLN berdasarkan Kepmen ESDM no 13 untuk pembangkit Tahap 1 memiliki potensi sampai dengan 76 BBTUD. Kedua proyek tersebut akan menjadi anchor demand bagi kawasan industri sekitarnya.

PGN juga mendukung konsep Eco Industrial Park/ Estate dengan renewable energy dan aspek Environment – Social – Governance (ESG) pada kawasan industri. Konsep investasi ESG tidak mengejar keuntungan semata, melainkan memperhatikan kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.

Baca Juga:  PGN Resmikan Jumperline Tambak Lorok

“Perkembangannya saat ini beberapa industri terutama terkait dengan FDI (Foreign Direct Investment) mulai melakukan satu tambahan requirement yaitu konsep eco. Jadi sudah mulai green production, karena saat ini sudah menjadi brand bagi investasi. Mereka memproduksi services maupun barang melalui proses yang ramah lingkungan. Oleh karena itu di industrial park kami menawarkan eco friendly energy. Selain gas juga akan kami gabungkan energi lain seperti solar PV, air, atau geothermal yang saat ini banyak tersebar di Indonesia,” jelas Heru.

Ada beberapa perubahan yang dilakukan PGN untuk bisa memberikan layanan energi yang affordable masyarakat. PGN mengusulkan beberapa strategi yakni pengembangan infrastruktur diselaraskan dengan rencana pengembangan KI dan penyediaan infrastruktur pendukung KI. Selanjutnya sinergi produk melalui kerjasama dengan KI sesuai dengan potensi bisnis yang saling menguntungkan. PGN akan terus berkoordidasi dengan Pertamina, PLN, dan stakeholder lainnya dalam rangka membangun kawasan industri.

Kesuksesan pemanfaatan gas bumi di suatu kawasan ekonomi baru juga mempertimbangkan jenis industri di dalam kawasan, serta ketersediaan infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan, listrik, telekomunikasi, energi dan lain-lain.

Baca Juga:  Dapat Penghargaan Dharma Karya dari Menteri ESDM, Ini Prestasi Pegawai SKK Migas

Menurut Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, untuk menyukseskan Kawasan Ekonomi Baru memerlukan integrated approach yang jelas di mana suatu kawasan ekonomi harus memiliki infrastruktur dan akses terhadap moda transportasi.

“Disisi lain yang tak kalah penting adalah menarik anchor tenan, industri hulu atau industri awal yang menjadi penopang dan kemudian akan didukung oleh industri lainnya. Dengan demikian kawasan ekonomi akan menjadi sukses,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Heru mengatakan Indonesia memiliki beberapa kawasan ekonomi tapi tenan belum optimal. Dia juga berharap, pihak terkait bisa mengundang tenan sebagai anchor buyer agar kawasan ekonomi semakin tumbuh.

“Atau kita sudah ada beberapa anchor buyer seperti di Batang, saat ini ada industri kaca dan baterai, nanti pasti akan mengundang tenan-tenan yang lain. Kemudian akses dan suplai chain-nya harus betul-betul terintegrasi. Kami menawarkan koordinasi dalam membangun infrastruktur dengan Pak Ririek (Direktur Utama PT Telkom), PLN, atau PDAM sehingga lebih kompetitif dalam penyediaan layanan maupun energinya,” tandasnya.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button