ENERGIOil & Gas

Prioritas Turunkan Emisi Karbon Hulu Migas  

SKK Migas bersama KKKS sepakat menurunkan emisi karbon di sekitar wilayah operasi

Konstruksi Media – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) secara aktif mendukung komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebagai komitmen global yang tertuang dalam Konferensi Perubahan Iklim.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas A. Rinto Pudyantoro , salah satunya yakni bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), SKK Migas melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai serta pemulihan lahan melalui penanaman pohon di sekitar wilayah operasi.

“Secara aktif kami melakukan program rehabilitasi serta penghijauan di sekitar wilayah operasi untuk mendukung penurunan emisi karbon. Sejak tahun 2013, hulu migas telah melakukan program penghijauan melalui penanaman lebih dari 7,9 juta batang pohon pada lahan seluas 4.500 hektar. Diperkirakan program ini mampu menyerap 1 juta ton CO2,” terang Rinto Pudyantoro, Kamis, (10/3/2022).

Baca Juga:  PLTU Suralaya dan 5 Pembangkit Milik PLN Grup Raih 7 Penghargaan Tingkat ASEAN

Ia menjelaskan inisiatif SKK Migas dalam melakukan operasi rendah karbon secara terintegrasi tertuang dalam rencana strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 (IOG 4.0) tahun 2020 – 2030.

Baca Juga : SKK Migas Kejar Target, Pipa Minyak 63,5 Km Mulai Beroperasi

“SKK Migas menjadikan isu keberlanjutan lingkungan menjadi salah prioritas yang harus diperhatikan sehingga menjadi salah satu pilar dalam IOG 4.0. Ini dilakukan agar kegiatan operasional hulu migas dapat berjalan baik namun lingkungan tetap terjaga,” paparnya.

Menurutnya dalam mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 milyar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas pada 2030, hal ini akan berdampak pada peningkatan emisi karbon.

Baca Juga:  Revitalisasi Jaringan Kelistrikan Istana Negara, PLN: Selesai Tahun 2023

“Pada satu sisi, naiknya produksi juga akan meningkatkan emisi karbon. Untuk itu kami juga mengupayakan agar penerapan CCUS (Carbon Capture Utilization Storage) dapat segera terealisasi. Karena melalui CCUS, tidak hanya dapat menurunkan emisi karbon, tetapi juga mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2 – Enhanced Oil Recovery(EOR),” imbuh Rinto.

Uji Coba Program CCUS

Rinto menuturkan, SKK Migas bersama KKKS juga sudah menandatangani MoU terkait pengujicobaan penerapan CCUS di beberapa lapangan yakni Lapangan Gundih, Sukowati, dan Tangguh.

Untuk Lapangan Gundih, katanya, tahapan pekerjaan akan dilakukan pada 2023. Dengan tahapan ini, proyek CO2 – EOR pada Lapangan Gundih akan dapat memulai injeksi CO2 ke dalam lapisan bumi pada 2024 akhir. Sedikitnya 3 juta ton CO2 akan digunakan dalam proyek CCUS lapangan Gundih dalam kurun waktu 10 tahun.

Baca Juga:  Arifin Tasrif: Pengembangan Merakes Dukung Gas Dalam Negeri

Sedangkan Lapangan Sukowati, dilakukan pada tahun 2022 ini akan memasuki tahapan pilot project injeksi CO2.

“Harapannya, setelah uji coba sukses dilakukan akan diperoleh persetujuan rencana pembangunan instrumen pendukung untuk injeksi CO2. Diharapkan proyek ini beroperasi penuh pada 2028 mendatang. Program ini menargetkan injeksi CO2 ke dalam bumi hingga 15 juta ton dalam kurun waktu 25 tahun,” tutup Rinto.

Baca artikel selanjutnya:

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button