Oil & Gas

Program B30 Diyakini Mampu Hemat Uang Negara Hingga Rp29,9 Triliun

Konstruksi Media – Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyampaikan, realisasi penyaluran program mandatori B30 hingga semester I 2021 telah mencapai 4,3 juta kilo liter (kL).

Menurutnya, capaian tersebut tercatat 46,7% dari target penyaluran biodiesel yang ditetapkan pada 2021. “Program biodiesel ini telah memberikan manfaat ekonomi setara Rp 29,9 triliun. Angka tersebut terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp 24,6 triliun dan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 5,3 Triliun,” ujar Dadan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (26/7/2021).

Baca Juga:  Tingkatkan Produksi dan Cadangan Migas, Ini Enam Paket Insentif Yang Disetujui Pemerintah

“Selain itu, implementasi biodiesel juga telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e. Penyediaan dan pemanfaatan B30 telah menempatkan Indonesia pada posisi terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel,” tambahnya.

Pada 2021, kata Dadan, alokasi biodiesel ditetapkan sebesar 9,2 juta kL. Hal itu didukung oleh 20 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU-BBN) yang mengikuti pengadaan FAME dan 20 BU-BBN yang wajib mencampur BBN jenis biodiesel dengan BBM jenis minyak solar.

Rata-rata serapan setiap bulan diperkirakan sebesar 766 ribu kL. Sejak Januari hingga Juni 2021, capaian rerata pemenuhan pemesanan pembelian (purchase order) bulanan mencapai 93.03%, dengan serapan terendah pada Januari dan tertinggi pada Juni 2021.

Baca Juga:  Kado Kemerdekaan, Pertamina MOR Kalimantan Resmikan Pertashop ke 100

Menurut Dadan pandemi Covid-19 ditengarai memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas, sehingga terjadi penurunan serapan biodiesel baik di sektor transportasi maupun industri. “Namun Pemerintah optimis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan,” katanya.

Beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada Semester I ini antara lain, terbatasnya tangki penyimpanan, keterlambatan dalam unloading FAME yang diakibatkan kepadatan di jetty, dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik BUBBN.

Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran B0 (solar murni) beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyiapan tangki penyimpanan tambahan, penambahan fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan menghimbau kepada industri BUBBN untuk menghindari unplanned maintenance.***

Baca Juga:  Menanti Peran Anggota BPH Migas Baru, Tuntaskan Proyek Pipa Gas Cisem

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button