Oil & Gas

Proyek Kilang Molor, Tudingan Mafia Migas Bergerilya Makin Santer

Kalau rencana pembangunan kilang ini terus-menerus mundur, bisa jadi apa yang ditengarai para pengamat ada benarnya, bahwa Pemerintah lebih berpihak pada kepentingan mafia migas daripada kepentingan nasional

Mulyanto, Anggoro Komisi VII DPR RI.

Konstruksi Media – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Pemerintah fokus mereduksi defisit transaksi berjalan dari sektor migas melalui pengurangan impor BBM.

Mulyanto mendorong Pemerintah lebih serius membangun kilang minyak untuk mengurangi ketergantungan pasokan migas dari negara lain. Dengan demikian kebutuhan BBM nasional dapat dipenuhi dari hasil kilang dalam negeri.

Sejauh ini Mulyanto melihat, Pemerintah terkesan tidak serius merealisasikan rencana pembangunan kilang minyak, sehingga jumlah impor migas masih relatif tinggi.

Baca Juga:  Proyek Pengembangan Kilang Minyak Balikpapan Selesai 2024

“Defisit transaksi berjalan kita dari sektor migas masih membengkak. Untuk itu Pemerintah perlu lebih serius mencari jalan mengatasinya,” ujar Mulyanto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM dan Direktur Utama Pertamina.

Mulyanto menyayangkan sikap Pemerintah yang tidak komit pada rencana pembangunan kilang di beberapa tempat.

“Pembangunan kilang minyak di Bontang batal. Pembangunan kilang Tuban molor yang rencananya jadi tahun 2026 mundur ke tahun 2027,” kata Mulyanto.

Tanpa ada kilang dengan kapasitas yang mencukupi, katanya, Indonesia akan terus menerus mengimpor BBM dari luar. Bahkan, defisit transaksi berjalan akan terus. membengkak.

Mulyanto mendesak Pemerintah sebagai pihak yang menugaskan Pertamina untuk membangun kilang agar meningkatkan pengawasan.

Baca Juga:  PKS Anggap Kinerja Sektor Migas Memprihatinkan

Selain itu perlu lebih aktif lagi memberikan bantuan baik dari segi perizinan, fasilitasi dan lainnya. Sebab tanpa dukungan penuh tersebut, maka target pembangunan kilang minyak akan terus meleset.

“Kalau rencana pembangunan kilang ini terus-menerus mundur, bisa jadi apa yang ditengarai para pengamat ada benarnya, bahwa Pemerintah lebih berpihak pada kepentingan mafia migas daripada kepentingan nasional,” tukas Mulyanto. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button