Alat Berat

Harga Batubara Membaik, Penjualan Alat Berat Diharapkan Meningkat

Konstruksi Media – Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengungkapkan, volume penjualan alat berat Komatsu di PT United Tractors Tbk mengalami penurunan pada Mei lalu.

Menurutnya, penurunan penjualan pada Mei 2021 dikarenakan adanya libur Idul Fitri. Libur hari raya tersebut berpengaruh pada terbatasnya penyiapan dan pengiriman alat berat ke pelanggan.

“Penjualan alat berat di periode Mei mencapai 167 unit, turun 24,4% dari penjualan di April 2021 yang mencapai 221 unit,” ujar Sara dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga:  Tahu Gak Sih Apa itu Truk Mixer ? Ini Penjelasannya !

Penurunan penjualan alat berat ini terjadi dalam dua bulan berturut-turut. Penjualan April juga turun 18,75% dari penjualan Maret yang mencapai 272 unit.

Pihaknya berharap, penjualan alat berat lebih baik di bulan-bulan berikutnya karena didukung oleh produsen alat berat yang secara bertahap dapat meningkatkan kapasitas produksinya.

Terpisah, Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri juga memperkirakan volume penjualan Komatsu pada Juni 2021 akan pulih. Solidnya harga batubara akan mendorong permintaan alat berat pada tahun ini.

Dengan ekspektasi  adanya normalisasi pasokan alat berat pada semester kedua nanti, Stefanus meyakini asumsi target penjualan Komatsu tahun ini, yakni sebesar 2.500 unit, atau lebih tinggi 60% dibanding realisasi tahun lalu, dapat tercapai.

Baca Juga:  Harga Batubara Naik, ESDM Diminta Perketat Pengawasan DMO

Selain alat berat, penjualan emas lewat tambang Martabe juga mengalami penurunan karena libur lebaran. Sepanjang Mei 2021, UNTR menjual 24.000 ons setara emas alias gold equivalent ounces (GEO).

Angka ini turun dari penjualan April 2021 sebesar 29.000 GEOs. Toh, tambang emas Martabe diharapkan dapat mencapai target produksi emas 340.000 ons tahun ini.

Stefanus menyebut, kinerja UNTR juga akan ditopang bauran produk sebesar 16% untuk mesin berukuran besar, adanya diskon lebih rendah di bisnis kontraktor pertambangan, dan volume penjualan emas yang lebih baik, disertai kebijakan lindung nilai (hedging) yang lebih rendah.

“Kami berekspektasi UNTR akan membukukan laba yang lebih baik pada tahun ini,” tulis Stefanus dalam risetnya, Selasa (29/6). Pendapatan UNTR diprediksi mencapai Rp 71,27 triliun dan laba bersih mencapai Rp 8,80 triliun.

Baca Juga:  Kementerian PUPR Serahkan Alat Berat Guna Wujudkan Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) TPA Putri Cempo Surakarta

Stefanus mempertahankan rekomendasi beli UNTR. Ia mematok target harga saham ini Rp 30.000 per saham.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button