Electricity

Dibalik Gemerlap Kota, Nyawa Pekerja Dipertaruhkan

Konstruksi Media – PLN memastikan pasokan listrik untuk masyarakat selalu optimal. Pasokan listrik yang menjadikan sebuah kota lebih gemerlap, ternyata harus mempertaruhkan nyawa pekerja.

Tentu, keselamatan dan kesehatan kerja saat membangun jaringan kelistrikan menjadi prioritas utama. Perjuangan dan kerja keras pegawai PLN yang berisiko tinggi, bisa membuat listrik di rumah warga menyala dan mendukung berbagai aktivitas masyarakat.

Pekerja yang cukup mempertaruhkan nyawa adalah bagian penarikan kabel atau disebut juga dengan stringing. Seperti yang sedang dilakukan di proyek pembangunan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) Sekadau-Sintang, mereka harus berjibaku dengan ketinggian yang penuh resiko.

Baca Juga:  Sambut Presidensi G20, Listrik Bali Kian Andal dengan Energi Bersih

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat, Didik Mardiyanto, mengatakan, proses stringing ini menandakan bahwa pembangunan proyek transmisi senilai Rp 119 miliar ini telah memasuki tahap akhir.

“Dengan kontur dan kondisi lapangan yang tidak mudah, pekerjaan stringing di SUTT yang memiliki 188 tower ini menjadi semakin menantang, meskipun dikerjakan dengan para pekerja yang memiliki keahlian khusus, yaitu melakukan pekerjaan pada ketinggian,” ujar Didik Mardiyanto dalam keterangan tertulis, Senin (28/6/2021).

Dalam pengerjaannya, lanjut Didik, para pekerja PLN di lapangan harus menaiki setiap tower yang rata-rata memiliki tinggi 35 meter dari permukaan tanah untuk memulai proses penarikan kabel. Selanjutnya kabel ditarik menggunakan mesin.

Baca Juga:  Uji Coba PLTU IPP Kalbar-1, Kalbar Minimalisir Impor Listrik

Setelah selesai penarikan kabel, pekerjaan mengencangkan baut dan pengecekan lainnya harus dilakukan secara manual. Satu per satu tower harus kembali dinaiki. 

“Hal ini memang bukan pekerjaan yang mudah, namun kenyamanan dalam melaksanaan ibadah, anak-anak yang belajar dengan nyaman dan tenang, kemajuan perekonomian dan teknologi, serta hal-hal positif lainnya yang muncul karena adanya listrik menjadikan perjuangan ini sepadan dilakukan,” ungkap Didik.

PLN menargetkan jaringan transmisi yang membentang di 11 desa, 2 kecamatan, dan 2 kabupaten ini dapat selesai dibangun pada akhir September 2021. Pembangunan transmisi Sekadau-Sintang menjadi bagian dari upaya interkoneksi sistem isolated Sintang ke sistem kelistrikan Khatulistiwa yang saat ini telah berhasil menyalurkan listrik hingga Sanggau melalui SUTT 150 kV Tayan-Sanggau yang lebih dulu beroperasi di tahun 2020.

Baca Juga:  DPR Ingatkan PLN Frekuensi Mati Listrik Capai 9,5 kali per pelanggan

“Kami berharap dukungan dan doa dari masyarakat dan pemerintah daerah dapat terus kami terima agar pembangunan proyek ini berjalan lancar dan jalur transmisi sepanjang 130,97 kilometer sirkuit (kms) ini dapat selesai sesuai target untuk segera memberikan manfaat bagi masyarakat luas, khususnya di daerah Sintang dan Sekadau,” pungkas Didik. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button